Puisi
Hujan Diawal November
Aku kembali bertanya rindu
Yang lama terkubur sejak dulu
Kau pergi begitu saja berlalu
Meninggalkan jejak penghianatan yang kau selip sebagai kenangan masa lalu
Gersangnya cahaya kini kembali meredup tertutup awan bisu
Semuanya nya berubah menjadi gelap
Hanya barisan nyala lilin yang masih tempel di sudut kamar menemaniku hingga lelap
Hujan itu mulai terlihat, deras bersama air mata
Hingga membuat luka hati tumbuh dengan subur
Hampir saja aku mati dan terkubur
Hanya karena pelampiasan dendam lama yang belum akur
Aku ingin tidur..
Ingin kulupakan mimpi yang belum sempat kurapikan dengan teratur
Kau sedang berdendang riang
Merayakan dendam kemenangan
Isyarat kepuasan dan lambaikan tangan
Pertanda perpisahan untuk melupakan setumpuk usang kenangan
Kalikur Wl, 09 November 2019
Gubahan: Soe Hoe Gie
Hujan Diawal November
Aku kembali bertanya rindu
Yang lama terkubur sejak dulu
Kau pergi begitu saja berlalu
Meninggalkan jejak penghianatan yang kau selip sebagai kenangan masa lalu
Gersangnya cahaya kini kembali meredup tertutup awan bisu
Semuanya nya berubah menjadi gelap
Hanya barisan nyala lilin yang masih tempel di sudut kamar menemaniku hingga lelap
Hujan itu mulai terlihat, deras bersama air mata
Hingga membuat luka hati tumbuh dengan subur
Hampir saja aku mati dan terkubur
Hanya karena pelampiasan dendam lama yang belum akur
Aku ingin tidur..
Ingin kulupakan mimpi yang belum sempat kurapikan dengan teratur
Kau sedang berdendang riang
Merayakan dendam kemenangan
Isyarat kepuasan dan lambaikan tangan
Pertanda perpisahan untuk melupakan setumpuk usang kenangan
Kalikur Wl, 09 November 2019
Gubahan: Soe Hoe Gie
Komentar
Posting Komentar