Langsung ke konten utama
PUISI



Pertiwi Lembata

Wahai ibu pertiwi..
Tolong dengarkan, jika engkau masih menghiraukan
Aku ingin berbagi nasib
Dari mereka yang murtad dengan prinsip
Ini tentang sabda srikandi dan kartini
Yang katanya adalah penggerak emansipasi masa kini
Tapi mereka dianggap hanyalah objek sensasi saat ini

Oh lembata,, pulau kecilku yang menyimpan seribu duka
Lihatlah srikandi dan kartimu sedang lara dan terluka
Lihatlah srikandi dan kartinimu dizholimi oleh para penguasa
Lihatlah srikandi dan kartinimu disiksa bahkan dianiaya
Hatinya perih, batinnya meronta Dimana supremasi hukum yang katanya tidak menjadi pembeda

Wahai para elit penguasa..
Srikandi dan kartimu perlu dirawat dan dijaga
Karena dari merekalah bibit-bibit pahlawan tersedia
Dari merekalah titisan sabda para raja
Berilah pangan, sandang dan papan agar mereka tidak banyak bicara Tegaskanlah hukum seperti pada titahnya
Jangan biarkan srikandi dan kartinimu diperkosa
Seolah srikandi dan kartimu menjadi lumbung para dosa

Lembata, 18 Mei 2019

Gubahan...

Soe Hoe Gie

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Lelah Sikapku mangalah Berujung ragu berhenti melangkah Serpihan kenangan semakin bertingkah Kasih,, lepaskanlah semua gelisah Ini hanya tumpahan luka yang merenggut kisah Aku tau,.. Inginmu adalah menepi Dari sekat ruang yang kau anggap duri Apa itu lelah yang sedang kau nanti? Bukankah perasaan kita pernah sama-sama mati? Janganlah kau berlari Apalagi bersembunyi dibalik semak berduri Kasih,,Sampai jumpa dilain hari Karena semesta akan terus menghampiri Sampai kau tak lagi membelah diri Mungkin, disinilah tempat kita di uji Mungkin... Entahlah... Lembata, 19 Oktober 2019 Gubahan... Soe Hoe Gie
Puisi Perjalanan Aku adalah jalan raya Tempat kakimu menuju bahagia Aku adalah warung-warung kopi Tempat kau wujudkan mimpi Aku adalah pantai yang penuh dengan senja Tempat kau menerjemahkan warna Perjalanan adalah hidup Sesuatu yang akan tetap kuhadapi selama dadaku berdegup Hilangkan rasa gugup Pertahankan semangat agar tak redup Janganlah kau menemukan arah jalan dengan mata tertutup Pelan atau laju hanyalah cara untuk menuju Sejatinya, perjalanan bukanlah cepat atau lambat sampai Namun apa yang kau rasakan setelah petualangan usai Balauring, 01 November 2019 Soe Hoe Gie
Puisi KITA YANG BERUJUNG LUKA Dari setiap helai peristiwa kala itu Yang tersisa hanyalah sebingkai gambaran Kenangan tentang yang lalu bernostalgia disetiap sisi pertemuan Entah apa yang terjadi kemarin Merebak bahkan terus merobek Cinta menghadirkan luka Kemarahan yang tak berujung membaik Gelisah yang berakhir kecewa Lantas, cemburu harus digadaikan dengan perspisahan. Untuk apa semua ini? Untuk apa bertahun mengekang Pada akhirnya masing-masing mecari jalan untuk pulang Tak perlu salahkan takdir Hanya saja kita yang masih amatir Angkuhnya perbedaan tak membuat kita jernih berfikir Memandang rindu hanyalah sebagai jalan untuk menemui akhir. Kalikur WL, 16 Maret 2020 Soe Hoe Gie